Senin, 21 Oktober 2013

HIJAB SYAR'I CULUN, BENARKAH?


Menuliskan judulnya saja membuat hati saya remuk redam. Bagaimana tidak, di zaman serba modern saat ini, berbagai model hijab dengan segala pro kontra dan kontroversinya cukup menjadi 'pukulan' bagi para akhwat yang masih bertahan untuk mengenakan hijab secara syar'i.

Saya memang tidak begitu menyukai model hijab modern yang muter sana muter sini, gulung sana-sini. Namun, entah mengapa, di luar sana, masih banyak kalangan yang menganggap seorang wanita yang mengenakan hijab syar'i itu terkesan 'culun' malahan tidak jarang pula ada yang menertawai. 

Beginilah, bila ingin melakukan sesuatu yang baik maka ujiannya akan jauh lebih besar daripada harus mengikuti ke mana arus itu berada. Mengenakan hijab tanpa embel model-model ini itu, pakaian yang longgar, tidak transparan, tidak membentuk lekuk tubuh, mengenakan rok lebar--masih saja dianggap sebagai sesuatu yang 'kampunga' atau ketinggalan zaman. Bukankah di Al-Qur'an sudah jelas tata cara hijab yang sesuai dengan yang Allah sampaikan? Lalu, mengapa masih saja ada yang mencemooh?
Dulu, awal mengenakan jilbab di kelas dua SMA hingga semester awal kuliah, saya memang tergolong orang yang cuek, jarang pakai rok, dan jilbab pun masih belum memenuhi perintah Allah. Namun, sejak bergabung di rohis, berusaha mempelajari Al-Qur'an sedikit demi sedikit, akhirnya cara berpakaian dan berjilbab saya ubah total. Yang tadinya pakai jeans, celana pensil dan denim ketat, saya mulai beralih menyingkirkan semua itu dan saya ganti dengan rok. Jilbab yang transparan mulai saya dobel begitu juga dengan baju saya sedikit demi sedikit mengenakan gamis, mengenakan kaus kaki dan atribut pendukung lain. Sesederhana itu tapi terus terang membuat saya sangat nyaman bila dibandingkan sebelum-sebelumnya.

Namun ternyata, saya betul-betul tidak mengerti cara pandang sebagian orang di luar sana. Mau saya berpakaian seperti mama Dedeh pun masih banyak pula menuai ocehan di kalangan mereka. Tapi, setelah dipikir-pikir, untuk apa juga menanggapi ocehan orang lain. Kalau memang tidak ada yang salah, kenapa saya harus malu atau mengatai diri saya seperti yang dikatakan oleh orang lain? Ya, saya tidak butuh penilaian dari orang lain. Lebih baik saya dianggap culun di mata manusia daripada di mata Allah.

Ya sudahlah ya, terserah apa kata orang, kata DUO MAIA, "MEMANG ANA PIKIRIN?!" :D hehehe....
Daripada memedulikan komentar orang yang tidak jelas asal-usul dan hukumnya, lebih baik terus berjalan di jalan yang sudah Allah titipkan di hadapan kita. Tetap bersabar karena jalan menuju surga itu sangat... sangat sulit. Bismillah, semoga kita bisa tetap istiqomah, aamiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar